Rabu, 21 Desember 2011 di 19.53 | 0 komentar  
Diposting oleh dolung
Kamis, 09 Juni 2011 di 18.24 | 0 komentar  

DR. MR. T.H. MOEHAMMAD HASAN
Salah Seorang Pendiri Republik Indonesia dan Pemimpin Bangsa
 (chiritikal book review)
Memasuki lima puluh tahun Indoneia merdeka, masyarakat Indoneia kini berada dalam alam kebebasan. Kebebasan yang dilandasi nilai-nilai pembangunan menjadi hakekat hidup yang di harapkan.
Namun kebebasan dan kemerdekaan yang telah diraih dan dinikmati tidak lepas dari jasa para pahlawan bangsa. Mereka telah menjadi pilar dalam menegakkan kebebasan dan kemerdekaan itu.
Salah satu pilar kemerdekaan adalah Dr. Mr. T. Moehammad Hasan. Ia satu-satunya tokoh co-proklamattor dalam PPKI dan penyelamat negara dengan PDRI-nya yang masih hidup yang turut menetukan arah perjalanan bangsa.
Pengorbanan T. Moehammad Hasan tidaklah disia-siakan. Gayung bersambut. Putra-ptri Indonesia terus mengisi kemerdekaan dalam alam pembangunan sebagai mana yang diharapkan.
Keakraban dengan masalah-masalah sosial politik bangsa pada masa perjuangan menyebabkan T. Moehammad Hasan punya prinsip yang tegas, keras tapi bijaksana terhadap permasalahan tersebut. Priinsip yang dipakai adalah ikan dalam air, artinya prinsip keakraban antara T. Moehammad Hasan dengan masalah sosial politik tidak dapat dipisahkan. Ia merupakan satu kesatuan yang yang utuh dan tertinggi.
Kepribadian yang kental dengan muatan kereligiusan dan kepedulian soialmerupakan kepriibadian yang sulit ditemukan masa kini. Ketika ia menjabat segai Wakil Ketua pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), ia berjuang tanpa pamrih.
Eksistensi PDRI secara defacto dan dejure patut di akui. Keberadaan PDRI (pemerintahan Darurat Republik indonesia) merupakan tonggak sejarah dalam perjalanan hidup negara, rakyat dan bangsa indonesia, karena sebagai yang kita kenal dengan Kabinet mobil (Kabinet Perang) yang suka berpindah-pindah tempat karena keadaan pada waktu itu sangat gawat, maka karena itu, PDRI adalah penyelamat republik  Indonesia dalam masa-masa yang sangt sulit dan gentingdalam menentuukan nasib bangsa Indonesia, kiranya perlu kita cattat dalam tinta emas , bahwa petistiwa yang seperti demikian itu hendaklah kita kenang disamping peristiwa-peristiwa lain yang penting, itulah perjuangan-perjuangan oleh pahlawan-pahlawan kemerdekaan kita, baik yang sudah tiada maupun yang masih hidup, betapa besar jasa-jasanya yang tidak bbisa kita nilai dengan uang dan materi, dan mereka berjuang demi bangsanya, dem negara, demi rakyatnya, yang penuh ketulusan tanpa pamrih.
Akan tetapi penghargaan bukanlah motivasi absolut bagi pribadi T. Moehammad Hasan. Ia berjuang dengan tulus dan iklas. Pengorbanan harta, status sosial dan nyawa nyaris melayang karena persembahan untuk perjuangan bangsa dan aggamanya.
Dr. Mr. T.h. Moehammad Hasan mempumyai peranan yang penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia, mulai dari masa pendudukan Jepang, jasanya dalam Piagan Jakrta, kepemimpinan di Sumatera, KNI, dalam pendirian PDRI dan juga masalah Tambang Minyak Sumatera Utara.
Pada masa pendudukan jepang T. M Hasan berusaha untuk memperhatikan pendidikan di Sumatera, dimana pada waktu itu T. M Hasan yang sedang bersidang dengan pemimpin Jepang yang membahas tentang pertanian, T. M Hasan malah menanyakan mengapa di Sumatera tidak didirikan perguruan tinggi. Namun Jepang juga tidak mepedulikan hal tersebut.
Pada waktu terbentuknya Indonesia yang masih muda, T. Moehammad Hasan banyak memegang peranan dalam perjuangan PDRI. Pembentukan PDRI dimulai sejak 19 Desember 1948 DI Bukit tinggi. Pagi hati bukit tinggi di bom. Pagi itu juga Belanda mendarat di danau sinkarak. Daarri jawaa tidak ada laporan apa-apa. Pagii hari sekitar jam 10.00 ketua Komisaris Pemerintah pusat (T. Moehammad Hasan) mengadakan rapat. T. Moehammad Hasan mengundang para pejabat tinggi di Bukittinggi. Namun ketika rapat mukai berjlan 15 menit, pesawat-pesawat pembom Belanda melayang-layang di atas kita bukit tinggi, tempat rapat. Rapat pun tidak diteruskan. Dan masing-masing peserta rapat pulang ke tempatt masing-masing.
Setlah rapat gagal, sore hari datang Mr. Syafruddin Prawiranegara ke rumah T. Moehammad Hasan. Syafruddin pada waktu itu sedang berada di bukit tinggi. Ia dibawwa oleh Moh. Hatta (wakil Presiden). Hatta mungkin lupaa memberitahu situai tentang kondisi yogyakarta kepada T. Moehammad Hasan. Mungkin juga karena tergesa-gesa Hatta kembali ke Yogyakarta.
Mekipun  demikian syafruddin menjelaskan tentang situasi Yogyaakarta kepada T. Moehammad Hasan. Ia melaporkan bila masa kritis menimpa masa republik, maka erlu diambil langkah-langkah pembentukan pemerrintah darurat. Kedua tokoh ini saling berdiiskusi dan akhirnya atas petsetujuan kedua tokoh ini, diepakati ketua (ssyafruddin) dan wakil ketua (T. Moehammad Hasan) sebagai wakil ketua PDRI.
Meskipun Syafruddin ebagai ketua PDRI namun yyang ttau banyak tentang Sumattera adalah T. Moehammad Hasan melalui perintah T. Moehammad Hasan, para pejabat Sumatera dapat berkumpul pada malam hari jam 9 malam untuk bersamma berangkat ke Hallaban dekat Bukittinggi. Di Hallaban inilah diproklamirkan PDRI dan kabinetnya.
Dalam masa perjuangan mempertahankan PDRI, T. Moehammad Hasan dan rombongannya masuk dan keluuar kampung untuk memberikan penjelasan kepada penduduk tentang situasi politik di tanah air. Ia bersaama rombongan berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain. Selama dalam perjalanan para pejabat setempat (camat ataupun asisten wedana) menjamu rombongan T. Moehammad Hasan.
Selama berjuang,aparat PDRI tidak pernah diberi gaji. Perjuangannya merupakan perjuangan yang iklas dan tulus. Dan mereka pantang menyerah dan berjuang demi tegaknya kkeberadaan republik ini.
Namun perjuangan PDRI tidak begitu lama (hanya 7 bulan). Setelah berjuang dengan penuh pengorbanan akhirnya kekuasaan PDRI kembali diberikan kepada pemerintahan Soekarno-Hatta. Padda saat penyerahan mandat, T. Moehammad Hasan tidak ikut serta. Oleh karena ketika penyerahan mandat, rombongan T. Moehammad Hasan tertinggal. Kisahnya adalah ketika rombongan T. Moehammad Hasan di telepon untuk segera bergabung dengan rombongan ssyafruddin untuk mengembalikan mendat ke Yogyakarta, rombongan T. Moehammad Hasan dalam perjalanan dengan berjalan kaki sampai tempat yang disepakati bersama oleh kedua rombongan itu untuk bertemu, namun rombongan Syafruddin telah laama menunggu rombongan T. Moehammad Hasan. Akan tetapi tidak dapat disalahkan karena jarak yang jauh dan berjalan kaki akhirnya rombongan T. Moehammad Hasan tertinggal.
Ada makna PDRI yang menurut T. Moehammad Hasan perlu di simak yakni makna pengorbanan yang diberikan dengan tulus iklas tanpa pamrih. Semangat pengorbanan ini masih relevan untuk pembangunan bangsa.
Setelah proklamasi yamg susah payah dicapai, akhirnya Indonesia memproklamasikan kemerdekaaannya pada 17 Agustus 1945. Sehari setelah itu PPKI sebagai dewan yang mempersiapkan proklamasi, melanjutkan tugasnya dalam penyusunan UUD RI demu kelengkapan kelembagaan Negara. Dalam perumusan UUD terjadi perdebatan mengenai 7 kata dalam UUD yaitu “Dengan kewajiban menjalankan Syariah Islam bagi pemeluknya.”
Ketujuh kata dalam piagam Jakarta tersebut ingin diubah, karena dianggap sebagai pengotakan bagi daerah Indonesia Timur. Menurut analisa M. Hatta jika ketujuh kata tersebut tetap di muat dalam piagam Jakarta, maka ada kemungkinan Indonesia Timur tidak akan ikut bergabubg dalam RI, dimana mayoritas penduduknya yang beragama Kristen.
KI Bagus tetap bersikukuh untuk tetap mempertahankan ketujuh kata itu. Untuk menyelesaikian masalah tersebut maka M. Hatta mengundang 4 tokoh yamg diantaranya KI Bagus, Kyai Wahid Hasyim, Kusma Simodimejo, dan T. M Hasan. Dalam rapat tersebut T. M Hasan menjelaskan kepada KI Bagus, bahwa jika ketujuh kata tersebut tetap dipertahankan maka maka Indonesia Timur akan kembali mengadakan hunungan dengan Belanda. Setelah mendengar penjelasan dari T. M Hasan akhirnya KI Bagus setuju untuk menghilangkan ketujuh kata dalam piagam Jakarta.
Pada 22 Agustus 1945 T. M Hasan diangkat Soekarno sebagai wakil untuk seluruh wilayah Sumatera dan diberi kekuasaan penuh untuk melaksanakan segala keputusan PPKI. T. M Hasan mulai bergerak ke seluruh Sumatera untuk memberi penjelasan tentang kemerdekaan, mulai dari Palembang, Jambi, Bukit Tinggi, Medan, Tarutung dan Pematang Siantar. 29 Desember T. M Hasan diangkat sebagai Gubernur Sumatera dan diberi kuasa untuk mengangkat semua pegawai di seluruh Sumatera.
Tanggal 15, 16 dan 17 Oktober 1945 sidang KNIP dimulai yang diketuai oleh Kasman. Pada siding ini terjadi pertentangan, dimana Sukarni menolak Kasman sebagai ketua dalam KNIP, karena Kasman dianggap cacat dalam perjuangan. Hal ini terbukti dengan penculikan yang dilakukan terhadap Soekarno dan Hatta yang dikenal dengan peristiwa Rengas Dengklok. Kasman juga pernah membatu Jepang meluciti senjata PETAdan juga karena Kasman pernah bergabung dalam salah satu organisasi bentukan Jepang. Akhirnya Kasman digantikan Amir Syarifuddin sebagai ketua KNIP.
Dalam setiap sidang KNIP sering terjadi pertentangan. Dimana pada saat Soekarno mengusulkan pembentukan partai tunggal, maka Soekarno mendapat protes dari anggota sidang. Akhirnya soekano menyetujuan penbentukan lebih dari satu partai.
Menurut T. M Hasan sidang PKI tidak mempunyai pengaruh yang besar bagi daerah seperti Sumatera. Misalnya pada saat cabinet Syahrir, dimana terjadi pemberontakan PKI yang digawangi oleh Muso. Pada waktu itu presiden Soekarno memerintahkan kepada setiap daerah agar menumpas PKI. Namun hal tersebut tidak dilakukan T. M Hasan di Sumatera karena memang pergerakan PKI di Sumatera biasa-biasa saja. Menurutnya seandainya T. M Hasan melakukan pembersihan terhadap PKI di Sumatera maka akan terjadi pemberontakan besar di Sumatera.
Peran T. M Hasan juga besar dalam PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia). PDRI dibentuk pada 19 Desember 1948. Hal ini terjadi karena terjadinya Agresi Militer Belanda di Indonesia. Sebelum di tawan Presiden Soekarno sempat mengirim pesan kepada Syarifuddin Parwiranegara agar segera membentuk PDRI, yang pada saat itu Syarifuddin berada di Sumatera. Syarifuddin dan T. M Hasan mengadakan rapat di Bukit Tinggi. Namun baru sebentar rapat, pesawat Belanda telah mengancam mereka. Akhirnya rapat ditunda dan pada malam hari di Halaban.
Pada saat rapat di Halaban, maka resmilah PDRI berdiri bersama lembaga-lembaganya dengan Syarifuddin Parwira Negara sebagai ketuanya dan T. M Hasan sebagai wakilnya.
Denga berdirinya PDRI maka status RI masih ada dalam dunia masih ada. PDRI selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindari adanya mata-mata Belanda. PDRI Sumatera dan PDRI Yogyakarta selalu melakukan pertukaran informasi melalui radio, sehingga selalu dapat mengetahui kondisi di Yogyakarta. Dari salah satu saluran radio T. M Hasan berpidato agar masyarakat Indonesia tetap berjuang sampai tetes darag penghabisan. Di luar negeri PDRI mendapat dukungan yakni dari Dr. Soedarsono dan Mr. Maramis di New Delhi. Setelah mendengar telah dibentuknya PDRI mereka lega. Da mereka berjuang di luar negeri denagn membawa masalah Indonesia ke furom PBB, dengan mengatakan bahwa RI masih ada walaupun presiden dan wakil presidennya di tawan Belanda.
Pada saat PDRI berpusat di Bidar Alam, mereka mendapat telegram dari colonel Simatipang bahwa Let. Kol Soeharto telah berhasil menduduki Yogyakarta. Setelah mendapat informasi dari PDRI bahwa RI masi ada maka Negara-negara di Asia memberikan dukungan moral bagi Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan pada saat itu Sri Lanka menutup pelabuhan udaranya untuk Belanda.liga Arab di Kairo juga mendukung Indonesia dengan mengajukan masalah Indonesia ke dewan PBB dan Amerika menghentikan bantuan ekonominya untuk belanda.
Dalam Resolusi Delhi Belanda dituntut menarik tentaranya dari residen Yogyakarta. Dan setelah itu Indonesia dan Belanda mengadakan perundingan Roen Royen. Atas keputusan dari Roen Royen ini maka pemerintah Indonesia di bebaskan.
Pada tanggal 13 Juli 1949 ketua PDRI Syarifuddin Perwiranegara kmengembalikan mandatnya kepada Soekarno. Setelah KMB di Den Haag maka pada tanggal 27 Desember Belanda menyerahkan kedaulatan untuk Indonesia.
T. M Hasan juga berperan penting dalam Tambang Minyak Sumatera Utara (TMSU). Dimana T. M Hasan berusaha mengajukan kepada pemerintah agar tambang minyak di Tanjung Perak. TMSU awal tahun 1942 mambumihanguskan TMSU di Sumatera dengan 90% rusak parah dan kemudian diperbaiki Jepang dengan 1/10 telah diperbaiki. Namun setelah penyerangan sekutu pada perang Timur Raya TMSU hancur lagi. Dan setelah Indonesia merdeka TMSU diserahkan Jepang kapada pemerintah Indonesia.
TMSU adalah konsesi asing BPM. Maka setelah Indonesia merdeka T. M Hasan berusaha menasionalisasikan TMSU, namun mendapat tentangan dari berbagai pihak dengan alsan Indonesia belum mampu merenovasinya.
Pada saat cabinet pertama Indonesia yang dipimpin oleh PM Natsir, oertambangan minyak Indonesia mengalami kemunduran. Demikian juga pada cabinet jedua yaitu Masyumi yang diketuai oleh Dr. Sukiman Wiryosanjoyo juga mengalami kemunduran. Cabinet ketiga pada masa PNi yang diketuai oleh PM Wilopo mengalami kemajuan dengan memberikan TMSU kepad BPM.


Diposting oleh dolung

HAKEKAT SUPERVISI PENDIDIKAN

I.    Pendahuluan
Kegiatan supervisi merupakan kebutuhan penting bagi setiap guru untuk
melakukan penyegaran dalam melaksanakan tugas pembelajaran dengan efektif. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh para guru memerlukan bantuan yang dapat diandalkan dari ahli manajemen sekolah dan ahli di bidang pembelajaran . Ada empat faktor kritis yang dapat diperbaiki dalam pembelajaran melalui kegiatan pengembangan staf di sekolah yaitu pengertian guru terhadap tujuan, persepsi peserta didik terhadap guru, penguasaan bahan mata pelajaran oleh guru, dan penguasaan guru terhadap teknik-teknik mengajar. Dengan bantuan supervisi guru oleh pengawas dan kepala sekolah, guru akan mengetahui bagaimana melakukan pekerjaan dengan mengembangkan mata pelajaran utama, sampai guru dapat mendemonstrasikan dengan baik sebagai bukti bahwa mereka terampil melakukan pekerjaannya sebagai guru. Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa masing banyak guru yang enggan disupervisi. Supervisi dianggap sebagai upaya mengungkap kelemahan guru dalam menjalankan tugasnya. Supervisor dianggap sebagai korektor bukan mitra dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dibahas adalah Apa hakikat supervisi dan fungsi supervisi dalam pembelajaran? Kata kuncinya adalah hakikat dan fungsi supervisi.





II.  Hakikat Supervisi

Supervisi pembelajaran ialah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personel maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar-mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.Supervisi adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki pembelajaran (supervition is a penned program for the imprvement of instruction). Supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas pendidikan lainnya untuk memperbaiki pembelajaran, mengembangkan pertumbuhan guru-guru, menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahan-bahan pembelajaran , metode mengajar, dan penilaian pembelajaran (Siahaan, 2006).

Supervisi pembelajaran adalah kegiatan melihat realita kondisi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: (1) apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, (2) apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, (3) aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang berarti bagi guru dan siswa?, (4) apa yang dilakukan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran ?, dan (5) apa kelebihan dan ke¬kurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya? Supervisi yang dilakukan kepala sekolah dan pengawas dalam pembelajaran dikenal dengan nama supervisi pembelajaran . Secara konseptual, supervisi pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran . Berdasarkan hal ini, maka esensial supervisi pembelajaran itu sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Jadi, fungsi pengawasan atau supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar kontrol atau melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu supervisi dalam pendidikan mengandung pengertian yang luas. Kegiatan supervisi mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat personel maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situasi belajar-mengajar yang efektif. Pekerjaan supervisi bukanlah pekerjaan inspeksi, melainkan memberikan dorongan dan bantuan, karena guru memerlukan bantuan langsung dari ahlinya untuk memperbaiki pembelajaran . Dalam pelaksanaan supervisi menurut Freire dalam Sagala (2007) adalah evaluasi, bukan inspeksi, karena kalau inspeksi pendidik hanya menjadi objek pengamatan pejabat. Sedangkan evaluasi, setiap orang adalah subjek yang bekerjasama dengan para supervisor dalam melakukan kritik dan menjaga gerak dengan kerja mereka. Sebagaimana dikemukakan Nerney dalam Sagala (2007)

Supervisi adalah prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pembelajaran . Tujuan akhir dari supervisi harus memberi pelayanan yang lebih baik kepada semua murid. Sejalan dengan hal itu Wiles (1955) dalam Sagala (2007) menyatakan bahwa supervisi adalah bantuan dalam perkembangan belajar mengajar yang baik
.
III. . Fungsi Supervisi

Fungsi dasar supervisi memperbaiki situasi pembelajaran, meskipun hal ini
bukan menjadi pokok persoalan. Situasi belajar mengajar dapat menjadi baik, tergantung pelaksanaannya, aksentuasi uraiannya lebih mengutamakan faktor manusia.
Fungsi supervisi menurut Baharuddin Harahap dalam Aqib (2007) adalah:
1. Supervisi dapat menemukan kegiatan yang sudah sesuai dengan tujuan;
2. Supervisi dapat menemukan kegiatan yang belum sesuai dengan tujuan; .
3. Supervisi dapat memberi keterangan tentang apa yang perlu dibenahi lebih dahulu (diprioritaskan)
4. Melalui supervisi dapat diketahui petugas (guru, kepala sekolah) yang perlu ditatar;
5. Melalui supervisi dapat diketahui petucgas yang perlu diganti;
6. Melalui supervisi dapat diketahui buku yang tidak sesuai dengan tujuan   pembelajaran;
7. Melalui supervisi dapat diketahui kelemahan kurikulum;
8. Melalui supervisi mutu proses belajar dan mengajar dapat ditingkatkan; serta
9. Melalui supervisi sesuatu yang baik dapat diper¬tahankan.

Menurut Purwanto (2001: 119) menyatakan bahwa usaha-usaha yang harus dilakukan kepala sekolah sesuai fungsinya sebagai supervisor,
 antara lain:
1. Membangkitkan dan merangsang guru-guru dalam menjalankan tugas sebaik-baiknya;
2. Berusaha melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan Pembelajaran;
3. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku;
4. Membina kerja sama yang harmonis di antara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya;
5. berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, meyediakan perpustakaan sekolah, dan mengirim mereka mengikuti penataran-penataran, seminar sesuai bidangnya masing-masing;
6. Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan komite sekolah dan instansi lainnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.

Depdiknas (2001: 78) menggambarkan tentang sifat-sifat atau ciri-ciri pengawas yang efektif dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Memenuhi keinginan pegawai-pegawai bawahannya dan selalu memberi keterangan yang sebaik-baiknya kepada pegawainya;
2. Mengizinkan pegawainya menggunakan kebijaksanaan dan putusannya sendiri sebanyak yang mereka sanggup membuatnya;
3. Tidak melampaui wewenang dari para ahli dan selalu mebuka pintu selebar-lebarnya untuk keperluan konferensi dan pembicaraan dengan para bawahannya;
4. Menerima kemungkinan untuk tidak populer diantara pegawainya;
5. Tidak terlalu optimis mengenai keadaan semangat kerja pegawainya dan berusaha supaya kepala-kepala pembantunya manafsirkan dan melaksanakan perintah dengan sebaik-baiknya;
6. Berusaha merubah peraturan yang dalam praktik tidak mencapai hasil yang diharapkan dan menerima kemungkinan bahwa beberapa orang bawahannya lebih cerdas dan cakap dari pada dirinya sendiri;
7. Tidak suka memberi janji kepada pegawainya, kecuali kalau ia yakin akan dapat memenuhinya;
8. Tidak hanya mengharapkan kesetiaan dan juga tidak mengadakan diskriminasi terhadap pegawainya;
9. Tidak mau menyerah kepada pegawainya hanya karena merasa jemu dari desakan pegawai tersebut;
10. Memperjuangkan kepentingan pegawainya, seperti halnya ia memperjuangkan kepentingan sendiri.

IV.             Prinsip supervisi pendidikan

Seorang pemimpin pendidikan yang disebut sebagai supervisor dalam
melaksanakan supervisi hendaknya bertumpu pada prinsip supervisi pendidikan sebagai berikut:
1. Prinsip ilmiah (scientific)
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
b. Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti angket, observasi, dan percakapan pribadi.
c. Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.



2. Prinsip demokratis
Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat
guru bukan berdasarkan atasan dan bawahan akan tetapi berdasarkan rasa kesejawatan. Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya.

3. Prinsip kerja sama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing of
idea, sharing of experience, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4. Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi
kreativitas. Kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan bukan dengan cara-cara yang menakutkan.
Supervisi juga harus berpegang teguh pada pancasila yang merupakan prinsip asasi dan merupakan landasan utama dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. Di samping prinsip di atas, prinsip pendidikan dapat dibedakan atas prinsip positif dan prinsip negatif. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini.
                                                                                    
1. Prinsip positif adalah prinsip-prinsip yang patut diikuti, diantaranya adalah:
a. Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif
b. Supervisi harus kreatif dan konstruktif
c. Supervisi harus scientific dan efektif
d. Supervisi harus dapat memberi perasaan aman kepada guru-guru
e. Supervisi harus berdasarkan kenyataan
f. Supervisi harus memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengadakan self evaluation.

2. Prinsip negatif adalah prinsip-prinsip larangan yang tidak boleh dilakukan, diantaranya adalah:
a. Seorang supervisor tidak boleh bersifat otoriter
b. Seorang supervisor tidak boleh mencari kesalahan pada guru-guru
c. Seorang supervisor bukan seorang inspektur yang ditugaskan untuk memeriksa apakah peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi yang telah diberikan dilaksanakan atau tidak
d. Seorang supervisor tidak boleh menganggap dirinya lebih baik dari pada guru
guru oleh karena jabatannya
e. Seorang supervisor tidak boleh terlalu banyak memperhatikan hal-hal kecil dalam cara-cara guru mengajar.
f. Seorang supervisor tidak boleh lekas kecewa, bila ia mengalami kegagalan.



















V. Kesimpulan
Hakikat supervisi adalah upaya memperbaiki kondisi-kondisi baik personel
maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar-mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan. FungĂ­s supervisi dapat menemukan kegiatan yang sudah sesuai dengan tujuan; menemukan kegiatan yang belum sesuai dengan tujuan; memberi keterangan tentang apa yang perlu dibenahi lebih dahulu (diprioritaskan); diketahui petugas (guru, kepala sekolah) yang perlu ditatar; dapat diketahui petugas yang perlu diganti; diketahui buku yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran ; dapat diketahui kelemahan kurikulum; mutu proses belajar dan mengajar dapat ditingkatkan; serta diketahui sesuatu yang baik dapat dipertahankan.
















VI.  Daftar Pustaka

1. Aqib, Zainal dan Elham Rohmanto. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan  Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.

2. Depdiknas. 2001. Penyusunan Program Sekolah; Materi Pelatihan Terpadu
Untuk Kepala Sekolah.

3. _________. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.
Tentang Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.

4. Purwanto, M. Ngalim. 2001. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

5. Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

6. _________. 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.

7. Siahaan, Amiruddin. 2006. Manajemen Pengawas Pendidikan. Ciputat: Quantum Teaching.
Diposting oleh dolung

CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN
            Sebelumnya saya ingin bertutur sapa terlebih dahulu. Saya seorang mahasiswa di sebuah Universitas yang cukup bergengsi di kota Ku. Maklum di kotaku hanya ada dua Universitas yang bertaraf  negeri. Bukan mau membanggakan diri, tapi memang demikianlah kenyataanya. Saya sudah memasuki semerter VI, dan selama pergantian semester demi semester aku selalu bersama teman yang sama juga. Jadi sudah cukup kenal baiklah dengan teman satu angkatanku, mulai dari karakternya dan juga sifat baik buruknya.
            Dalam enam tahun kuliah, aku punya dua orang sahabat, yang dapat dikatakan cukup dekatlah dengan ku. Walau kadang semua peristiwa yang mereka alami tidak ku ketahui, tapi sedikit banyaknya cukup ku ketahui dari hari curhat mereka padaku. Tak tau memang kenapa terkadang banyak teman yang cerita padaku tentang hidupnya. Padahal menurutku aku menanggapinya biasa-biasa saja. Menurutku aku bukan teman curhat yang baik. Karena setiap orang yang cerita samaku, aku merasa bahwa ceritanya itu terlalu subjektifitas. Mungkin itulah salah satu kebiasaan burukku, kurang percaya dengan orang lain. Saya rasa cukup sekian sekedar perkenalannya.
            Disini saya ingin menuturkan kisah percintaan salah satu sahabat saya yang cukup tragis. Saya mengatakannya tragis karena memang sangat memilukan hati. Bayangkan saja, sampe  empat semester dia memendam rasa itu, dan pada bulan akhir semester enam ini di ungkapkannya, masih jugga di tolak sama cewek gebetannya. Sangat mengerikan bukan? Memang cinta itu buta, kata banyak orang. Agnes Monica bilang cinta itu kadang-kadang tak ada logika, memang benar.beginilah kisahnya,,,,,,
            Sebelumnya perkenalkan dulu, nama teman ku ini ‘Ara’, orangnya cukup dewasa, dari perawakannya memang cukup mencerminkan dan menjanjikan untuk bakal seorang guru. Perawakannya cukup menggambarkan seorang yang tegas, berwibawa dan punya kharisma yang kuat ketika bicara di depan banyak orang. Ara merupakan sahabat terbaikku, jadi wajar jika paahitnya percintaannya aku ikut merasakan. Bukan merasakan sih, tapi iba lah,,,,
            Pada pertengahan semester tiga, satu setengah tahun yang silam, dia pernah berkata padaku, bahwa dia suka sama cewek satu kelas kami, Rata namanya. Dari kaca mata saya, Rata wanita yang biasa saja, tapi cukup narsis, dan cara ngomongnya yang sok kebarat-baratan kadang membuatku kesal. Tapi entah kenapa Ara suka sama dia (cinta kadang-kadang tak ada logika, kata Agnes Monica). Tapi Ara tergila-gila padanya. Apa boleh buat, dalam cinta bukan tampang, mata, dan mulut yang bicara, tapi hati yang bicara. Sebagai sahabat aku hanyya bisa mendukung saja. Aku setuju-setuju saja, kalau memang itu yang terbaik  buat dia.
            PDKT-nya pun dimulai. Mulai dari perhatian yang special, smapai pada SMS tiap malam gencar di lakukan. Yang namanya kasmaran, walau api berkobar pun akan tetap di lewati demi cintanya. Apapun permintaan Raa selalu di lakukan (bukan permintaan yang aneh-aneh: Red), tapi klo di tanya tentang apa-apa, belum di SMS udah di balas (hiperbola) saking care nya. Luar biasa memang yang catuh cinta ini. Beberapa bulan kemudian, kami yang disekitar Ara mulai mengetahuinya, dan menjadi bahan ejekan di kelas. Setiap ada nama Ara atau Rata akan dii pesetkan dengan mereka berdua.
            Ara memang kelihatannya biasa-biasa saja. Maklum pria berhati baja. Dan saat itu juga Rata mulai mengetahui arti dari erhatian Ara, namun kelihatannya dia cuek-cuek saja (biasa wanita jual mahal: Red). Memang pada waktu itu Rata sudah punya pacar, yang memang aku kenal, satu kos dengannya. Tapi tak bertahan lama, mereka sudah putus. Jadi besar harapan sikawan akan mengganti kekosongan terrsebut.
            Pada akhir semester III, kami ada kuliah lapangan (research) ke pulau Kampai, salah satu peninggalan kerajaan Pasai yang ada di Sumatera. Kami satu kelas ikut. Mungkin menurutku itulah kesempattan bagi Ara untuk melakukan pendekatan yang lebih intim. Tapi pada kenyataan nya tetap saja, sama doang tak ada perkembangan. Yang dilakukannya hanya foto-foto saja di pantai. “saya juga bisa klo hanya poto doang”, pikirku dalam hati. Tapi dia cukup senang saya lihat. Tak apa-apa pikirku yang penting dia dapat chemistery-nya.
            Aksinya terus berlanjut melalau SMS nya, tiap malam dia selalu memberiakan perhatian, biasalah perhatian standar,”sudah makan?” beberapa minggu kemudian, terdenggar kabar Rata sudah punya pacar baru.katanya satu kelasnya di kampusnya yang satu lagi. Ara kelihatan stres juga. Katanya, sebagai pria yang gentel, dia tidak mau mengganggu hubungan orang lain. Tapi menurutku itu Cuma alasan saja. Kisah mereka cukup sampai disitu, dan Ara tak pernah mengungkapkkan persaannya yang sebenarnya kepada Rata. Aku tak tau harus mengkategorikannya kemana, cinta terpendan atau memang pengecut.
            Setelah satu setengah tahun berselang, aku berpikir tak ada lagi perasaan Ara kepadda Rata. Namun kenyataannya beda. Dia masih memendam dan menyimpan perasaannya selama satu setengah tahun itu. Kalau tak salah ingat, dia yang mengatakannya langsung padaku. Salah satu moment yang di tunggunya adalah saat kami PKL. Katanya, Ara tak peduli Rata punya pacar atau tidak, dia kan tetap mengungkapkan perasaannya.
            Salut juga liat perjuangan si kawan ini, pikirku. Sebelum PKL, untuk merencanakan lancarnya aksinya, Ara meminta Rata untuk duduk satu kursi dengannya di bus. Tapi Rata berkata, dia sudah punya teman satu kursi. Pupus juga satu harapan Ara. Tapi tenang, masih ada cara lain, katanya. Lalu dia mengajak Rata, pada saat PKL nanti, yang panitia rencanakan ada coeboard-tan agar merekan nyanyi bareng. Tapi Rata menolak. Ara pun mulai buntu.
            Akhirnya berangkat PKL Ara duduk satu kursi denganku. Kalau aku tidak masalah, siapa saja satu kuesiku, aku bolah-oleh saja. Hari pertama berlalu begitu saja. Pada waktu kami di Kota Padang, tepatnya di salah satu pantai yang ada di sana, dengan pemandangannya pantainya yang lumayan indah, kami menghabiskannya dengan foto bareng. Ara selalu berusaha Agar bisa berfoto hanya berdua dengan Rata. Kesempatannya pun datang, aku di suuruh segagai kemeramennya. Namun hasilnya cukup mengecewakan. Rata kelihatannya cuek saja, walau hanya dalam foto saja. Aku saja kesal liat ekspresinya.
            Dalam setiap situs atau tempat penting selama rute perjalanan PKL kami, Medan-Pekan Baru-Bukit Tinggi-Medan, tak ada memen yang saya liat memuaskan Ara. Momen PKL yang selama satu minggu pun belalu tanpa ada kata yang terucap.
            Beberapa hari setelah PKL, katanya Ara mendatangi kos Rata, dan bicara empat mata. Di situ Ara mengungkapkan sebenarnya perasaanna pada Rata, dan berharap Rata akan membalas Rasa Cintaa itu. Tapi apa boleh buat, jauh panggang dari api. Rata hanya berkaata untuk jadi Teman saja. Sekedar teman saja. Dua tahun menunggu hanya mendapat kata “hanya teman saja”. Cukup memilukan.
            Saat itu Ara memang tidak kassih tau sama ku kalau dia mau nembak Rata, yang datang sama ku SMS nya sekittar jam 04.30 hanya, “datang dulu kau ke kolam, aku di situ”
            Saat itu aku lagi malas bergerak, dan aku hanya berkata,”yah sudah kau saja dulu di situ, aku lagi malas”. Rupanya diaa lagi buang suntuk setelah di tolak Rata. Dan apa boleh buat, aku tak tau kejadiannya. Dan yang sangat memilukan hatiKu sebagai teman dekatnya adalah ketika dia ngirim SMS sama ku dalam bahasa batak kira-kira begini bunyinya, “Kawan, sudah ku ungkapkan perasaanku yang sebenarnya pada Rata, tapi dia menolakku, dengan berkata kita teman saja, makanya tadi aku mengajakmu ke kolam tuk buang suntuk’, katanya. Tapi apa boleh buat, semuanya telah berlalu.
            Memang benar kata orang cinta itu tak harus memiliki, salah satu contohnya adalah Ara. Rata juga tak bisa disalahkan, kalau memang tak ada cinta dalam hatinya, untuk apa dia berkata Ia, atau memberi harapan kosong. Semua sudah diatur sama yang Kuasa. Jodoh dan cinta semua sudah di atur, kita tinggal berusaha dan mencari belahan jiwa kita, tulang rusuk kita yang hilang.
            Hanya satu harapanku, semoga Ara mendapatkan yang terbaik, yang dia cintai dan yang mencintainya sepenuh hati. Aku berdoa padamu sobat untuk selalu yang terbaik. Kata orang, “patah tumbuh, hilang berganti, Mati sattu tumbuh seribu.” Aku juga bingung dengan kkata-kata itu, yang 999 mau di kemanakan?
            Demikianlah kisah sahabatku, yang kutorehkan untuk sahabat-sahabat pembaca yang lain, bahwa cinta itu tak harus memiliki, dan cinta itu pembunuh paling berbahaya (ppembunuh mental: red). Akhir kata, ‘Carilah Cinta Mu, maka Cinta Mu itu akan Menemukan Mu'




Diposting oleh dolung

CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN
            Sebelumnya saya ingin bertutur sapa terlebih dahulu. Saya seorang mahasiswa di sebuah Universitas yang cukup bergengsi di kota Ku. Maklum di kotaku hanya ada dua Universitas yang bertaraf  negeri. Bukan mau membanggakan diri, tapi memang demikianlah kenyataanya. Saya sudah memasuki semerter VI, dan selama pergantian semester demi semester aku selalu bersama teman yang sama juga. Jadi sudah cukup kenal baiklah dengan teman satu angkatanku, mulai dari karakternya dan juga sifat baik buruknya.
            Dalam enam tahun kuliah, aku punya dua orang sahabat, yang dapat dikatakan cukup dekatlah dengan ku. Walau kadang semua peristiwa yang mereka alami tidak ku ketahui, tapi sedikit banyaknya cukup ku ketahui dari hari curhat mereka padaku. Tak tau memang kenapa terkadang banyak teman yang cerita padaku tentang hidupnya. Padahal menurutku aku menanggapinya biasa-biasa saja. Menurutku aku bukan teman curhat yang baik. Karena setiap orang yang cerita samaku, aku merasa bahwa ceritanya itu terlalu subjektifitas. Mungkin itulah salah satu kebiasaan burukku, kurang percaya dengan orang lain. Saya rasa cukup sekian sekedar perkenalannya.
            Disini saya ingin menuturkan kisah percintaan salah satu sahabat saya yang cukup tragis. Saya mengatakannya tragis karena memang sangat memilukan hati. Bayangkan saja, sampe  empat semester dia memendam rasa itu, dan pada bulan akhir semester enam ini di ungkapkannya, masih jugga di tolak sama cewek gebetannya. Sangat mengerikan bukan? Memang cinta itu buta, kata banyak orang. Agnes Monica bilang cinta itu kadang-kadang tak ada logika, memang benar.beginilah kisahnya,,,,,,
            Sebelumnya perkenalkan dulu, nama teman ku ini ‘Ara’, orangnya cukup dewasa, dari perawakannya memang cukup mencerminkan dan menjanjikan untuk bakal seorang guru. Perawakannya cukup menggambarkan seorang yang tegas, berwibawa dan punya kharisma yang kuat ketika bicara di depan banyak orang. Ara merupakan sahabat terbaikku, jadi wajar jika paahitnya percintaannya aku ikut merasakan. Bukan merasakan sih, tapi iba lah,,,,
            Pada pertengahan semester tiga, satu setengah tahun yang silam, dia pernah berkata padaku, bahwa dia suka sama cewek satu kelas kami, Rata namanya. Dari kaca mata saya, Rata wanita yang biasa saja, tapi cukup narsis, dan cara ngomongnya yang sok kebarat-baratan kadang membuatku kesal. Tapi entah kenapa Ara suka sama dia (cinta kadang-kadang tak ada logika, kata Agnes Monica). Tapi Ara tergila-gila padanya. Apa boleh buat, dalam cinta bukan tampang, mata, dan mulut yang bicara, tapi hati yang bicara. Sebagai sahabat aku hanyya bisa mendukung saja. Aku setuju-setuju saja, kalau memang itu yang terbaik  buat dia.
            PDKT-nya pun dimulai. Mulai dari perhatian yang special, smapai pada SMS tiap malam gencar di lakukan. Yang namanya kasmaran, walau api berkobar pun akan tetap di lewati demi cintanya. Apapun permintaan Raa selalu di lakukan (bukan permintaan yang aneh-aneh: Red), tapi klo di tanya tentang apa-apa, belum di SMS udah di balas (hiperbola) saking care nya. Luar biasa memang yang catuh cinta ini. Beberapa bulan kemudian, kami yang disekitar Ara mulai mengetahuinya, dan menjadi bahan ejekan di kelas. Setiap ada nama Ara atau Rata akan dii pesetkan dengan mereka berdua.
            Ara memang kelihatannya biasa-biasa saja. Maklum pria berhati baja. Dan saat itu juga Rata mulai mengetahui arti dari erhatian Ara, namun kelihatannya dia cuek-cuek saja (biasa wanita jual mahal: Red). Memang pada waktu itu Rata sudah punya pacar, yang memang aku kenal, satu kos dengannya. Tapi tak bertahan lama, mereka sudah putus. Jadi besar harapan sikawan akan mengganti kekosongan terrsebut.
            Pada akhir semester III, kami ada kuliah lapangan (research) ke pulau Kampai, salah satu peninggalan kerajaan Pasai yang ada di Sumatera. Kami satu kelas ikut. Mungkin menurutku itulah kesempattan bagi Ara untuk melakukan pendekatan yang lebih intim. Tapi pada kenyataan nya tetap saja, sama doang tak ada perkembangan. Yang dilakukannya hanya foto-foto saja di pantai. “saya juga bisa klo hanya poto doang”, pikirku dalam hati. Tapi dia cukup senang saya lihat. Tak apa-apa pikirku yang penting dia dapat chemistery-nya.
            Aksinya terus berlanjut melalau SMS nya, tiap malam dia selalu memberiakan perhatian, biasalah perhatian standar,”sudah makan?” beberapa minggu kemudian, terdenggar kabar Rata sudah punya pacar baru.katanya satu kelasnya di kampusnya yang satu lagi. Ara kelihatan stres juga. Katanya, sebagai pria yang gentel, dia tidak mau mengganggu hubungan orang lain. Tapi menurutku itu Cuma alasan saja. Kisah mereka cukup sampai disitu, dan Ara tak pernah mengungkapkkan persaannya yang sebenarnya kepada Rata. Aku tak tau harus mengkategorikannya kemana, cinta terpendan atau memang pengecut.
            Setelah satu setengah tahun berselang, aku berpikir tak ada lagi perasaan Ara kepadda Rata. Namun kenyataannya beda. Dia masih memendam dan menyimpan perasaannya selama satu setengah tahun itu. Kalau tak salah ingat, dia yang mengatakannya langsung padaku. Salah satu moment yang di tunggunya adalah saat kami PKL. Katanya, Ara tak peduli Rata punya pacar atau tidak, dia kan tetap mengungkapkan perasaannya.
            Salut juga liat perjuangan si kawan ini, pikirku. Sebelum PKL, untuk merencanakan lancarnya aksinya, Ara meminta Rata untuk duduk satu kursi dengannya di bus. Tapi Rata berkata, dia sudah punya teman satu kursi. Pupus juga satu harapan Ara. Tapi tenang, masih ada cara lain, katanya. Lalu dia mengajak Rata, pada saat PKL nanti, yang panitia rencanakan ada coeboard-tan agar merekan nyanyi bareng. Tapi Rata menolak. Ara pun mulai buntu.
            Akhirnya berangkat PKL Ara duduk satu kursi denganku. Kalau aku tidak masalah, siapa saja satu kuesiku, aku bolah-oleh saja. Hari pertama berlalu begitu saja. Pada waktu kami di Kota Padang, tepatnya di salah satu pantai yang ada di sana, dengan pemandangannya pantainya yang lumayan indah, kami menghabiskannya dengan foto bareng. Ara selalu berusaha Agar bisa berfoto hanya berdua dengan Rata. Kesempatannya pun datang, aku di suuruh segagai kemeramennya. Namun hasilnya cukup mengecewakan. Rata kelihatannya cuek saja, walau hanya dalam foto saja. Aku saja kesal liat ekspresinya.
            Dalam setiap situs atau tempat penting selama rute perjalanan PKL kami, Medan-Pekan Baru-Bukit Tinggi-Medan, tak ada memen yang saya liat memuaskan Ara. Momen PKL yang selama satu minggu pun belalu tanpa ada kata yang terucap.
            Beberapa hari setelah PKL, katanya Ara mendatangi kos Rata, dan bicara empat mata. Di situ Ara mengungkapkan sebenarnya perasaanna pada Rata, dan berharap Rata akan membalas Rasa Cintaa itu. Tapi apa boleh buat, jauh panggang dari api. Rata hanya berkaata untuk jadi Teman saja. Sekedar teman saja. Dua tahun menunggu hanya mendapat kata “hanya teman saja”. Cukup memilukan.
            Saat itu Ara memang tidak kassih tau sama ku kalau dia mau nembak Rata, yang datang sama ku SMS nya sekittar jam 04.30 hanya, “datang dulu kau ke kolam, aku di situ”
            Saat itu aku lagi malas bergerak, dan aku hanya berkata,”yah sudah kau saja dulu di situ, aku lagi malas”. Rupanya diaa lagi buang suntuk setelah di tolak Rata. Dan apa boleh buat, aku tak tau kejadiannya. Dan yang sangat memilukan hatiKu sebagai teman dekatnya adalah ketika dia ngirim SMS sama ku dalam bahasa batak kira-kira begini bunyinya, “Kawan, sudah ku ungkapkan perasaanku yang sebenarnya pada Rata, tapi dia menolakku, dengan berkata kita teman saja, makanya tadi aku mengajakmu ke kolam tuk buang suntuk’, katanya. Tapi apa boleh buat, semuanya telah berlalu.
            Memang benar kata orang cinta itu tak harus memiliki, salah satu contohnya adalah Ara. Rata juga tak bisa disalahkan, kalau memang tak ada cinta dalam hatinya, untuk apa dia berkata Ia, atau memberi harapan kosong. Semua sudah diatur sama yang Kuasa. Jodoh dan cinta semua sudah di atur, kita tinggal berusaha dan mencari belahan jiwa kita, tulang rusuk kita yang hilang.
            Hanya satu harapanku, semoga Ara mendapatkan yang terbaik, yang dia cintai dan yang mencintainya sepenuh hati. Aku berdoa padamu sobat untuk selalu yang terbaik. Kata orang, “patah tumbuh, hilang berganti, Mati sattu tumbuh seribu.” Aku juga bingung dengan kkata-kata itu, yang 999 mau di kemanakan?
            Demikianlah kisah sahabatku, yang kutorehkan untuk sahabat-sahabat pembaca yang lain, bahwa cinta itu tak harus memiliki, dan cinta itu pembunuh paling berbahaya (ppembunuh mental: red). Akhir kata, ‘Carilah Cinta Mu, maka Cinta Mu itu akan Menemukan Mu'




Diposting oleh dolung
Diposting oleh dolung
BURUH PERKEBUNAN DI PERKEBUNAN TEMBAKAU
BANDAR KLIPPA SUMATERA UTARA (1957-2005)

(DOLUNG SITUMORANG)


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belahang
Permasalahan buruh perempuan banyak mendapat perhatian dari semua pihak. Sebab buruh perempuan paling mudah mendapat perlakuan kekuasaan dan penindasan  dari pengusaha. Hal ini dapat dilihat terutama para tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri. Mereka sangat menderita dan banyak mengalami bentuk kekerasan penyiksaan dari majikan mereka.
Buruh perempuan mendapat perlakuan yang tidak sewajarnya, lebih-lebih dengan adanya peraturan-peraturan “Peonale Santie” yaitu syarat yang bisa berakibat hukuman bila di langgar.
Tindakan kekerasan yang mereka alami adalah bentuk penindasan dari pengusaha perkebunan atas buruh yan tidak mau melaksanakan perintah yang sewenang-wenang oleh penguasa perkebunan.
Sejak pembukaan perkebunan di Sumatera Timur (deli) banyak kepentingan dari berbagai pihak yang muncul. Perubahan social, ekonomi juga terjadi. Niehhuys adalah orang yang pertama membuka perkebunan di Sumatera Timur (Deli) setelah mendapat konsesi tanah dari sultan Deli ( Mahmud Perkasa Alam). Keberhasilan Nienhuys dalam membuka perkebunan tembakau membuat para perintis lainnya tertarik untuk mengadu keberuntungan di Sumatera Timur.
Keberhasilan Nienhuys dalam mendatangkan keuntungan yang besar, ia pun berhasil mengumpulkan modal membuka perkebunan yang terletak antara sungai Deli dan Percut. Dari usaha itu ia mendapat keuntungan 100% lebih dan kemudian terbentuklah Deli Maatscappij.
Deli Maatscappij. Adalah perusahaan yang didirikan di Sumatera Timur atau sebenarnya di seluruh Hindia Belanda. Deli Maatscappij didirikan tahun 1869 dengan pendirinya Nienhuys, G.C Clemen (seorang pedagang tembakau Amsterdam), P W Janssen (pedagang Amsterdam). Deli Maatscappij. Suatu perusahaan perseroan terbatas (N.V : Naanloze Vennootschap) dengan modal sepenuhnya dari Netherlandchep Handels Maatschappij (NHM) dan P.W Jenssen sebagai direkturnya.
Maskapai deli berjalam sesuai dengan rencana yang dibuat oleh Nienhuys yang memusatkan kegiatannya pada produksi tembakau, dan bahkan sepanjang sejarahnya ia mendapat penghasilan tembau gulung yang terkenal di Sumatera Timur bahkan sampai ke dunia Internasional. Selain tembakau juga menyediakan penganeka ragaman tanaman serta menghapus jenis-jenis tanaman yang terbukti tidak menguntungkan.
Perusahaan ini memperoleh nama baik dikalangan Onderneming yang menjadi kekuatan di Sumatera Timur. Waktu didirikan, perusahaan ini mengusahakan lahan seluas 7.000 hektar. Dalam tahun 1941 diperluas sampai 180.000 hektar.
Usaha perkebunan selalu berkaitan dengan tenaga kerja. Tenaga kerja yang diperlukan bukanlah sembarang buruh tetapi buruh yang dapat dibayar denga gaji murah karena dengan kondisi seperti itu usaha perkebunan dapat dijalankan sukses dalam artian ekonomi.
Untuk memenuhi kondisi buruh, pihak Onderneming mengambil kebijakan untuk mendatangkan buruh dari luar Sumatera yaitu Jawa. Para pekerja Jawa terkenal dengan sifat rajin dan patuh. Pekerja Jawa terkenal sebagai kuli kontrak Deli, oleh karena mereka dikerahka lewat agen-agen YANG TERKENAL SEBAGAI “Werek Deli”. Hubungan kerja kemudian dikukuhkan. Ebagai kontrak, sehingga mereka terikat untuk bekerja selama suatu periode tertentu.
Buruh yang didatangkan selain buruh laki-laki terdapat juga buruh perempuan, namun jumlah mereka sangat sedikit. Diantara mereka ada yang ikut dengan suami untuk bekerja di perkebunan. Denga latihan yang ketat mereka menjadi pengsorter dan penghimpun daun-daun tembakau yang cukup cekatan.
Selama periode colonial Belanda istilah buruh kontrak digunakan, namun secara berangsur-angsur sampai kepada penghapusan. Undang-undang itu tidak menetapkan batas tanggal akhir. Namun penyerbuan Jepang ke Hindia yang melenyapkan kontrak-kontrak buruh yang terkait.
Pendudukan Jepang selama 4 tahun di Indonesia telah mempunyai pengaruh ekonomi, social, dan politik. Di Sumatera Timur (Deli) para pengusaha Onderneming kehilangan sekutu-sekutumereka yaitu pengusaha kecil, para petani dan buruh yang sebelum berperang tidak bersuara, kini telah mengorganisasikan ke dalam serikat-serikat buruh.
Tahun 1950 pemerintah Indonesia menghadapi permasalahan yaitu memfunsionalisasikan kembali perkebunan untuk memperoleh divisa dan di pihak lain menata kembali urusan tanah dan tenaga kerja sehungga dapat menarik investasi modal dalam perusahaan perkebunan.
Selam periode 1957-1960 terjadi beberapa perubahan penting dalam kehidupan politik yang mempengaruhi kebijakan pemerintah, yang mencakup perdagangan, perindustrian dan perkebunan. Sejalan dengan kebijakan tersebut pemerintah memiliki dasar untuk melaksanakan usaha pemilikan modal secara langsung dengan jalan mengambil alih perusahaan swasta Belanda yang ada di Indonesia. Proses pengambilalihan perusahaan Belanda ini berlangsung sejak Desember 1957 yang dikenal dengan proses “Nasionalisasi” perusahaan asing.
Salah satu perusahaan yang diambil yaitu N.V Deli Maatscappij yang merupakan cikal bakal dari P.T. perkebunan IX yang kemidian mengalami beberapa proses dan akhirnya pada tanggal 10 Maret 1996 sampai sekarang resmi menjadi PTPN II Persero.
PTPN II Persero perkebunan Bandar Klippa merupakan perusahaan yang mayoritas kegiatannya adalah menangani tanaman tembakau, selain itu kelapa swit dan tebu. perkebunan Bandar Klippa banyak mambutuhkan buruh untuk menunjang kegiatan perkebunan. Buruh yang bekerja di perkebunan ini selain buruh laki-laki, perempuan juga ikut di dalamnya baik sebagai buruh harian tetap (BHT) maupun buruh harian lepas (BHL).
Dari uraian diatas peneliti ingin mengetahui dan merasa tertarik untuk meneliti keadaan buruh perempuan perkebunan tembakau, apakah kondisi yang terjadi pada masa lampau (buruh perempuan) masih terjadi dan berlanjut pada masa kini. Khusus pada buruh perkebunan tembakau Bandar Klippa. Dengan judul Buruh Perempuan Di Perkebunan Tembakau Bandar Klippa Sumatera Utara (1957-2005).



  1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan identifikasi masalah sebai berikut.
1.      Perkembangan perkebunan di Sumatera Timur (Deli) setelah didatangkannya para kuli kontrak dari luar Sumatera.
2.      sulintnya merekruk tenaga kerja di Sumatera Timur pada awal pembukaan perkebunan.
3.      buruh perempuan di perkebunan tembakau Bandar Klippa.
4.      keadaan buruh perkebunan setelah diberlakukannya Peonale Sanctie.

  1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yaitu “Buruh Perempuan Di Perkebunan Tembakau Bandar Klippa Sumatera Utara (1957-2005)”.

  1. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
  1. bagaimana latar belakang dan sejarah datangnya buruh perempuam ke perkebunan Sumatera Timur?
  2. bagaimana bentuk-bentuk diskriminasi yang dilakukan oleh pengusaha terhadap buruh perempuan di perkebunan tembakau Bandar Klippa pada tahun 1957-2005?
  3. apakah bentuk-bentuk p[elecehan dan kekerasan masih terjadi pada buruh perempuan di perkebunan tembakau Bandar Klippa tahun 1957-2005?

  1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
  1. bagaimana latar belakang dan sejarah datangnya buruh perempuam ke perkebunan Sumatera Timur
  2. bagaimana bentuk-bentuk diskriminasi yang dilakukan oleh pengusaha terhadap buruh perempuan di perkebunan tembakau Bandar Klippa pada tahun 1957-2005
  3. apakah bentuk-bentuk p[elecehan dan kekerasan masih terjadi pada buruh perempuan di perkebunan tembakau Bandar Klippa tahun 1957-2005?

  1. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka dapat diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk:
  1. Memberi pengetahuan bagi peneliti dan pembaca mengenai latar belakang dan sejarah datangnya buruh perempuan ke perkebunan Sumatera Timur.
  2. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti dan pembaca mengenai bentuk-bentuk diskriminasi yang dilakukan pengusaha terhadap buruh perempuan di perkebunan tembakau Bandar Klippa.
  3. Memberi wawasan kepada peneliti tentang penulisan sebuah karya ilmiah.
  4. Sebagai bahan masukan perbhandingan bagi peneliti lain yang ingin meneliti masalah yang sama pada waktu dan tempat yang berbeda.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

  1. Tinjauan Pustaka
Pembentukan perkebunan tembakau di Sumatera Timur (Deli) yang dilakukan oleh Nienhuys membuat dan menyebabkab terbukanya wilayah perkebunan terhadap penanaman modal asing Eropa, khususnya pemerintah belanda untuk memperluas daerah perkebunan tembakau.
Tahun 1863, Nienhuys berhasil membuka perkebunan tembakau unutk pertama kalinya. Setelah mendapat konsesi dari Sultan Deli (Mahmud Perkasa Alam) seluas 4.000 bau selama 20 tahun, 5 tahun pertama bebas dari membayar sewa sesudah itu hanya $ 200 perbau.
Dalam pembukaan perkebunan unsur yang yang tak kalah pentingnya adalah masalah tenaga kerja yang akan bekerja di perjebunan. Penduduk pribumi (Melayu dan Batak) yang hidup berserak-serak dianggap tidak ada dimata kaum kapitalis. Pemberian konsesi tanah oleh orang batak dan melayu kepada Nienhuys oleh Sultan Deli tidak adil, karena dalam pemberian konsesi tanah itu Sulta Deli tidak memperankan datuk-datuk Urung dan raja-raja kecil ditanah Deli.
Dengan adany pemberian konsesi tanah pada perkebunan Belanda akibatnya semakin sempit tanah orang Batak dan orang Melayu. Akibatnya Nienhuys tidakmendapat buruh untuk bekerja di perkebunan. Penduduk setempat mempunyai lahan yang sangat luas dan bisa berhuma dan pertanian berpindah-pindah tidak mau bekerja secara teratur enam hari seminggu dari pagi sampai senja, tidak ada orang Melayu dan Batak Karo yang bersedia bekerja untuk Nienhuys dan perkebunan dengan cara yang teratur seperti itu.
Nienhuys sendiri mengungkapkan bahwa penduduk setempat )Melayu dan Karo) tidak bersedia bekerja di perkebunan karena menurutnya meraka bukanlah tenaga yang cocok, karena tidak punya disiplin dan malas, orang Batak ia golongkan dalam “bangsa yang umumnya bodoh”.
Perkataan Nienhuus sendiri dilatarbelakangi atas kekecewaannya karena tidak berhasil bekerja sama dan mempekerjakan penduduk setempat diperkebunannya. Kemudian Nienhuys terpaksa membeli buruh-buruh Tionghoa dari Penang, namun kondisi ini tidak berlangsung lama karena banyak buruh yang melarikan diri setelah bekerja di perkebunan, karena mereka tertipu dan tidak tahan lama. Akibatnya perkebunan Nienhuys mulai berpikir untuk memakai buruh dari wilayah Hindia Belanda.
Para pekebun (Planters)tidak pernah bisa memanfaatkan suku Melayu dan Karo karena ketidaksediaan mereka bekerja sebagai buruh-buruh perkebunan, sehingga para pekebun ini harus mendatangkan buruh perkebunan dari tempat-tempat yang amat jauh dengan biaya yang amat mahal.
Para pengusaha akhirnya mendatangkan buruh asal Cina, India, dan Pulau Jawa mereka inilah yang disebut dengan kuli kontrak. Dengan upah yang sangat murah serta kesejahteraan yang jauh dari nilai kemanusiaan.
Dalam hal ini Belanda memilih Jawa dengan pertimbangan di Jawa sudah terlampau padat penduduknya dan lagi pula orang Jawa sudah terkenal dengan sifat rajin dan patuh.
Kedatangan buruh asal Cina, India maupun Jawa menjalani kondisi yang sama,l mereka diperlakukan tidak layak dan diwajibkan untuk menandatangani kontrak kerja tanpa mengetahui apa isinya.
Biaya yang ditanggung oleh para majikan dalam mendatangkan buruh yang sangat besar, maka pengusaha perkebunan harus menemukan cara untuk “mengikat” buruh agar “alat produksi” tidak lepas dan tetap dalam sekapan mereka.
Sering sekali terjadi bahwa kuli kontrak tersebut tidak mau bekerja dan melarikan diri, maka dikeluarkan undang-undang buruh yang memberi hak pada pengusaha untuk memaksa para buruh bekerja dan menamgkap bila mereka melarikan diri dan mengembalikan ke perkebunan. Undang-undang ini disebut “peonale sanctie” yang artinya “syarat yang bisa berakibat hukuman bila dilanggar”.
Para buruh yang didatangkan selain buruh laki-laki, buruh perempuan juga diikut sertakan, selain upah mereka yang rendah, mereka mendapat perlakuan yang kasar dari majikan dan mandor sehingga berakibat penderitaan dan kesengsaraan bagi buruh perempuan.
Demikian keadaan para buruh pada awal pembukaan perkebunan mendapat perlakukan menyedihkan sehingga menyengsarakan mereka. Apalagi buruh perempuan yang lebih mudah dieksploitasi baik secara fisik maupun mental. Buruh perkebunan dan kehutanan paling mudah dieksploitasi, bukan saja karena tempat yang mudah dijangkau, juga perlindungan yang kurang memadai untuk itu masih sangat terbatas, tak jarang kekerasan menjadi bagian dari pekerjaanya. Terutama buruh wanita menjadi sangat rentan ancaman terhadap terjadinya penindasan, pelecehan dan bahkan pemerkosaan/.
Kedatangan para buruh perempuan ke Sumatera Timur (Deli) terjadi beberapa tahun setelah pembukaan perkebunan, tetapi jumlah mereka sedikit, mereka ikut dengan suami untuk bekerja di perkebunan. Kemudian kedatanagn buruh perempuan ke Sumatera Timur tidak untuk bekerja di perkebunan saja, tetapi didatangkan untuk memnuhi kebutuhan seks para tuan kebun dan buruh laki-laki yang ada.
Didatangkannya beberapa ratis orang perempuan tak bersuami terutama gadis-gadis muda ke Sumatera Timur tiap tahun oleh perkebunan besar menjelang akhir abad ke-19 bukan untuk memenuhi kebutuhan seksual kuli laki-laki tetapi kenyataanya demikian.
Sedikitnya perempuan di perkebunan dapat menimbulkan perbuatan seksual antar sesama jenis (homoseksual). Homoseksual bisa terjadi antar orangCina di pemukiman yang tidak ada atau sdikit sekali perempuannya. Pemukiman demikian banyak ditemukan tidak hanya di daerah ini, tetapi juga di Stratts Settlements karenanya, saya tak yakin jika di perkebunan pernah dikeluhkan oleh orang cina tentang kekurangan atau tiadanya perempuan.
Pembunuhan yang diakibatkan oleh Cinta sesama jenis bukan hal yang aneh di perkebunan. Hal itupun tak bagitu mengherankan, aebab hebungan tersebut berlangsung di depan mata banyak orang. Di edalam barak pelacuran laki-lakipunya tempat tidur sendiri lengkap dengan gorden yang dihiasi dengan aksesorisnya.
Dengan kondisi yang demikian maka para pengusaha perkebunan akhirnya mengambil keputusan untuk mendatangkan perempuan ke Sumatera Timur secara resmi dan mempekerjakannya di perkebunan, yang awal kedatangan mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan seksual para tuan kebun dan buruh laki-laki.
  1.  


BAB III
METODE PENELITIAN

  1. Metode Penelitian
Penelitian ini memakai metode studi keperpustakaan (Library Research). Metode perpustakaan digunakan untuk mencari sumber sumber sekunder yang didapat dari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini.

  1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Desa Bandar Klippa. Alasan penulis menetapkan desa tersebut sebagai lokasi penelitian karena Desa  Bandar Klippa merupakan lokasi perkebunan Bandar Klippa, dan dapat dijumpai imforman yang berhubungan langsung dengan perkebunan Bandar Klippa sebagai buruh perempuan.

  1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh buruh yang bekerja di perkebunan tembakau di Bandar Klippa Sumatera Utara.
Untuk menetapkan sample dalam penelitian ini maka penulis menggunakan Purposive Sampel. Sample dalam penelitian ini adalah beberapa buruh perempuan yang bekerja di perkebunan tembakau di Bandar Klippa,

  1. Sumber Data
Data yang digunakan peneliti untuk menegakkan fakta diperoleh dari data primer dan data sekunder.
-          Data primer bersumber dari wawancara yaitu informan yang terlibat langsung dalam masalah yang diteliti
-          Data sekunder bersumber dari literature-literatut, buku, artikel, dokumen, dan surat kabar yang memiliki keterkaitan dengan masalah yang diteliti.

  1. Teknik Analisi Data
Dalam penelitian lapangan (Field Research) dan penelitian kepustakaan (library research), peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui pendekatan berpikir analisi dengan cara mengumpulkan data, menyusun, memverifikasikan data dan kemudian menganalisanya.


Diposting oleh dolung
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates