Kamis, 09 Juni 2011 di 18.09 |  

CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN
            Sebelumnya saya ingin bertutur sapa terlebih dahulu. Saya seorang mahasiswa di sebuah Universitas yang cukup bergengsi di kota Ku. Maklum di kotaku hanya ada dua Universitas yang bertaraf  negeri. Bukan mau membanggakan diri, tapi memang demikianlah kenyataanya. Saya sudah memasuki semerter VI, dan selama pergantian semester demi semester aku selalu bersama teman yang sama juga. Jadi sudah cukup kenal baiklah dengan teman satu angkatanku, mulai dari karakternya dan juga sifat baik buruknya.
            Dalam enam tahun kuliah, aku punya dua orang sahabat, yang dapat dikatakan cukup dekatlah dengan ku. Walau kadang semua peristiwa yang mereka alami tidak ku ketahui, tapi sedikit banyaknya cukup ku ketahui dari hari curhat mereka padaku. Tak tau memang kenapa terkadang banyak teman yang cerita padaku tentang hidupnya. Padahal menurutku aku menanggapinya biasa-biasa saja. Menurutku aku bukan teman curhat yang baik. Karena setiap orang yang cerita samaku, aku merasa bahwa ceritanya itu terlalu subjektifitas. Mungkin itulah salah satu kebiasaan burukku, kurang percaya dengan orang lain. Saya rasa cukup sekian sekedar perkenalannya.
            Disini saya ingin menuturkan kisah percintaan salah satu sahabat saya yang cukup tragis. Saya mengatakannya tragis karena memang sangat memilukan hati. Bayangkan saja, sampe  empat semester dia memendam rasa itu, dan pada bulan akhir semester enam ini di ungkapkannya, masih jugga di tolak sama cewek gebetannya. Sangat mengerikan bukan? Memang cinta itu buta, kata banyak orang. Agnes Monica bilang cinta itu kadang-kadang tak ada logika, memang benar.beginilah kisahnya,,,,,,
            Sebelumnya perkenalkan dulu, nama teman ku ini ‘Ara’, orangnya cukup dewasa, dari perawakannya memang cukup mencerminkan dan menjanjikan untuk bakal seorang guru. Perawakannya cukup menggambarkan seorang yang tegas, berwibawa dan punya kharisma yang kuat ketika bicara di depan banyak orang. Ara merupakan sahabat terbaikku, jadi wajar jika paahitnya percintaannya aku ikut merasakan. Bukan merasakan sih, tapi iba lah,,,,
            Pada pertengahan semester tiga, satu setengah tahun yang silam, dia pernah berkata padaku, bahwa dia suka sama cewek satu kelas kami, Rata namanya. Dari kaca mata saya, Rata wanita yang biasa saja, tapi cukup narsis, dan cara ngomongnya yang sok kebarat-baratan kadang membuatku kesal. Tapi entah kenapa Ara suka sama dia (cinta kadang-kadang tak ada logika, kata Agnes Monica). Tapi Ara tergila-gila padanya. Apa boleh buat, dalam cinta bukan tampang, mata, dan mulut yang bicara, tapi hati yang bicara. Sebagai sahabat aku hanyya bisa mendukung saja. Aku setuju-setuju saja, kalau memang itu yang terbaik  buat dia.
            PDKT-nya pun dimulai. Mulai dari perhatian yang special, smapai pada SMS tiap malam gencar di lakukan. Yang namanya kasmaran, walau api berkobar pun akan tetap di lewati demi cintanya. Apapun permintaan Raa selalu di lakukan (bukan permintaan yang aneh-aneh: Red), tapi klo di tanya tentang apa-apa, belum di SMS udah di balas (hiperbola) saking care nya. Luar biasa memang yang catuh cinta ini. Beberapa bulan kemudian, kami yang disekitar Ara mulai mengetahuinya, dan menjadi bahan ejekan di kelas. Setiap ada nama Ara atau Rata akan dii pesetkan dengan mereka berdua.
            Ara memang kelihatannya biasa-biasa saja. Maklum pria berhati baja. Dan saat itu juga Rata mulai mengetahui arti dari erhatian Ara, namun kelihatannya dia cuek-cuek saja (biasa wanita jual mahal: Red). Memang pada waktu itu Rata sudah punya pacar, yang memang aku kenal, satu kos dengannya. Tapi tak bertahan lama, mereka sudah putus. Jadi besar harapan sikawan akan mengganti kekosongan terrsebut.
            Pada akhir semester III, kami ada kuliah lapangan (research) ke pulau Kampai, salah satu peninggalan kerajaan Pasai yang ada di Sumatera. Kami satu kelas ikut. Mungkin menurutku itulah kesempattan bagi Ara untuk melakukan pendekatan yang lebih intim. Tapi pada kenyataan nya tetap saja, sama doang tak ada perkembangan. Yang dilakukannya hanya foto-foto saja di pantai. “saya juga bisa klo hanya poto doang”, pikirku dalam hati. Tapi dia cukup senang saya lihat. Tak apa-apa pikirku yang penting dia dapat chemistery-nya.
            Aksinya terus berlanjut melalau SMS nya, tiap malam dia selalu memberiakan perhatian, biasalah perhatian standar,”sudah makan?” beberapa minggu kemudian, terdenggar kabar Rata sudah punya pacar baru.katanya satu kelasnya di kampusnya yang satu lagi. Ara kelihatan stres juga. Katanya, sebagai pria yang gentel, dia tidak mau mengganggu hubungan orang lain. Tapi menurutku itu Cuma alasan saja. Kisah mereka cukup sampai disitu, dan Ara tak pernah mengungkapkkan persaannya yang sebenarnya kepada Rata. Aku tak tau harus mengkategorikannya kemana, cinta terpendan atau memang pengecut.
            Setelah satu setengah tahun berselang, aku berpikir tak ada lagi perasaan Ara kepadda Rata. Namun kenyataannya beda. Dia masih memendam dan menyimpan perasaannya selama satu setengah tahun itu. Kalau tak salah ingat, dia yang mengatakannya langsung padaku. Salah satu moment yang di tunggunya adalah saat kami PKL. Katanya, Ara tak peduli Rata punya pacar atau tidak, dia kan tetap mengungkapkan perasaannya.
            Salut juga liat perjuangan si kawan ini, pikirku. Sebelum PKL, untuk merencanakan lancarnya aksinya, Ara meminta Rata untuk duduk satu kursi dengannya di bus. Tapi Rata berkata, dia sudah punya teman satu kursi. Pupus juga satu harapan Ara. Tapi tenang, masih ada cara lain, katanya. Lalu dia mengajak Rata, pada saat PKL nanti, yang panitia rencanakan ada coeboard-tan agar merekan nyanyi bareng. Tapi Rata menolak. Ara pun mulai buntu.
            Akhirnya berangkat PKL Ara duduk satu kursi denganku. Kalau aku tidak masalah, siapa saja satu kuesiku, aku bolah-oleh saja. Hari pertama berlalu begitu saja. Pada waktu kami di Kota Padang, tepatnya di salah satu pantai yang ada di sana, dengan pemandangannya pantainya yang lumayan indah, kami menghabiskannya dengan foto bareng. Ara selalu berusaha Agar bisa berfoto hanya berdua dengan Rata. Kesempatannya pun datang, aku di suuruh segagai kemeramennya. Namun hasilnya cukup mengecewakan. Rata kelihatannya cuek saja, walau hanya dalam foto saja. Aku saja kesal liat ekspresinya.
            Dalam setiap situs atau tempat penting selama rute perjalanan PKL kami, Medan-Pekan Baru-Bukit Tinggi-Medan, tak ada memen yang saya liat memuaskan Ara. Momen PKL yang selama satu minggu pun belalu tanpa ada kata yang terucap.
            Beberapa hari setelah PKL, katanya Ara mendatangi kos Rata, dan bicara empat mata. Di situ Ara mengungkapkan sebenarnya perasaanna pada Rata, dan berharap Rata akan membalas Rasa Cintaa itu. Tapi apa boleh buat, jauh panggang dari api. Rata hanya berkaata untuk jadi Teman saja. Sekedar teman saja. Dua tahun menunggu hanya mendapat kata “hanya teman saja”. Cukup memilukan.
            Saat itu Ara memang tidak kassih tau sama ku kalau dia mau nembak Rata, yang datang sama ku SMS nya sekittar jam 04.30 hanya, “datang dulu kau ke kolam, aku di situ”
            Saat itu aku lagi malas bergerak, dan aku hanya berkata,”yah sudah kau saja dulu di situ, aku lagi malas”. Rupanya diaa lagi buang suntuk setelah di tolak Rata. Dan apa boleh buat, aku tak tau kejadiannya. Dan yang sangat memilukan hatiKu sebagai teman dekatnya adalah ketika dia ngirim SMS sama ku dalam bahasa batak kira-kira begini bunyinya, “Kawan, sudah ku ungkapkan perasaanku yang sebenarnya pada Rata, tapi dia menolakku, dengan berkata kita teman saja, makanya tadi aku mengajakmu ke kolam tuk buang suntuk’, katanya. Tapi apa boleh buat, semuanya telah berlalu.
            Memang benar kata orang cinta itu tak harus memiliki, salah satu contohnya adalah Ara. Rata juga tak bisa disalahkan, kalau memang tak ada cinta dalam hatinya, untuk apa dia berkata Ia, atau memberi harapan kosong. Semua sudah diatur sama yang Kuasa. Jodoh dan cinta semua sudah di atur, kita tinggal berusaha dan mencari belahan jiwa kita, tulang rusuk kita yang hilang.
            Hanya satu harapanku, semoga Ara mendapatkan yang terbaik, yang dia cintai dan yang mencintainya sepenuh hati. Aku berdoa padamu sobat untuk selalu yang terbaik. Kata orang, “patah tumbuh, hilang berganti, Mati sattu tumbuh seribu.” Aku juga bingung dengan kkata-kata itu, yang 999 mau di kemanakan?
            Demikianlah kisah sahabatku, yang kutorehkan untuk sahabat-sahabat pembaca yang lain, bahwa cinta itu tak harus memiliki, dan cinta itu pembunuh paling berbahaya (ppembunuh mental: red). Akhir kata, ‘Carilah Cinta Mu, maka Cinta Mu itu akan Menemukan Mu'




Diposting oleh dolung

0 komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates